Selasa, 20 Desember 2016

Museum Benteng Vredeburg


 KETIKA SAKSI BISU MENGUNGKAPKAN PENYAKSIANNYA

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Banyaknya budaya tersebut merupakan ciri khas dari Indonesia itu sendiri. Semakin banyaknya kekayaan yang dimiliki, semakin membuat iri negara lain sampai mereka merasa ingin memiliki. Hal ini menjadikan Indonesia perlu menjaga kekayaan tersebut engan cara mengabadikaannya agar menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki kekayaan tersebut. Atas dasar tersebut, kini di Indonesia banyak didirikan museum yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, salahsatunya adalah Museum.
Terdapat beberapa macam museum sejarah, salah satunya adalah rumah bersejarah yang memiliki nilai sejarah atau arsitektural tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang dijadikan museum. Ketiga adalah museum terbuka atau disebut juga open air museum. Di museum seperti ini, masyarakat yang ada di dalamnya berusaha untuk membuat reka ulang kehidupan pada suatu kejadian sejarah dengan sebaik mungkin, termasuk bangunan dan bahasanya.
Selain mengunjungi Museum Negeri Sonobudoyo, penulis juga berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg. Museum Benteng Vredeburg ini termasuk kedalam kategori jenis museum militer dan perang. Museum jenis ini merupakan museum yang mengkhususkan diri terhadap sejarah militer. Benda yang biasa dipamerkan pada museum ini contohnya adalah senjata, seragam militer, dan bahkan kendaraan perang. Bangunan dari museum ini merupakan bangunan benteng bekas pemerintahan Belanda yang digunakan untuk mengawasi keraton Yogyakarta. Karena museum ini merupakan museum yang menggambarkan suatu reka ulang kejadian sejarah, maka untuk konsep bangunannya tidak dirubah sama sekali.
Benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh Pemerintah Belanda ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta. Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki menara pengawas di ke-empat sudutnya dan kubu yang memungkinkan pemerintahan Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan melepaskan tembakan jika diperlukan.
Pada dasar meriam di kubu bagian selatan, Kraton Yogyakarta dan beberapa bangunan bersejarah lainnya termasuk kepadatan lalulintas di sekitarnya terlihat dengan jelas. Dibangun pada tahun 1765 oleh Belanda, Museum dengan luas kurang lebih 2100 meter persegi ini mempunyai beberapa koleksi antara lain:
·         Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya.
·         Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru.
·         Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.
Museum yang berlokasi di Jl. Jenderal A. Yani No. 6 Yogyakarta INDONESIA 55122  ini, semula bernama "Benteng Rustenburg" yang mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 - 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti Benteng Perdamaian. Lokasinya yang strategis menjadikan museum ini menjadi mudah untuk diakses.
Gambar 1. Pintu gerbang benteng

Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 - 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan pada tahun 1945 - 1977 berfungsi sebagai markas militer RI. Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980.
Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta".
Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.
Tempatnya yang masih berada di sekitar keraton, menjadikan museum ini sangat mudah untuk ditemukan. Parkirannya pun luas, sehingga pengunjung dapat berkunjung menggunakan kendaraan dengan leluasa. Hal yang menjadi ciri khas dari museum ini adalah bangunan benteng yang dulunya menjadi tempat beristirahatnya pemerintahan Belanda. Meskipun bangunan museum ini merupakan adaptasi dari  bangunan bekas tempat peristirahatan Belanda, namun tempat ini cocok dijadikan sebagai museum. Selain itu, patung-patung yang terdapat di halaman luar juga sudah menggambarkan isi dari museum benteng vredeburg ini.
Gambar 2.  Patung Oerip Soemohardjo (diletakkan di halaman museum)

Museum Benteng  Vredeburg ini merupakan museum yang dibuka secara umum, selain itu tidak ada pemeriksaan terhadap pengunjung, hal ini menyebabkan mudahnya pencuri untuk masuk. Namun untuk pencurian sendiri museum memasangkan alarm pada setiap koleksi. Pihak museum juga menggunakan lemari kaca yang berkunci, sehingga tidak sembarang orang dapat membuka lemari tersebut. Selain itu, museum ini juga memasangkan CCTV yang dapat memantau gerak-gerik pengunjung yang mencurigakan. Sehingga hal ini dapat meminimalisir tindak pencurian. Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya bencana, pihak museum juga menyediakan Alat Pemadam Api Ringan(APAR), alarm kebakaran, pintu darurat dan sebagainya.
Saat penulis mengunjungi museum ini, penulis tidak mendapatkan sambutan yang secara resmi seperti di Museum Negeri Sonobudoyo, namun senyuman yang diberikan oleh para petugas museum, hal ini sudah menjadi sambutan hangat bagi penulis. Selain itu, museum ini sudah dapat dikategorikan sebagai museum yang ramah terhadap difabel, mengingat museum ini sudah menyediakan fasilitas berupa kursi roda dan jalan khusus bagi pengunjung yang berkebutuhan khusus.
Gambar 3. Miniatur Museum Benteng Vredeburg

            Museum ini terdiri atas 4 diorama yang menceritakan tentang 7 peristiwa. Sayangnya setiap bangunan diorama terletak secara terpisah dan berjarak sedikit jauh. Selain itu, terdapat label yang kumplit dan uniknya museum ini menggunakan aplikasi QR code untuk membaca isi informasi mengenai koleksi dalam label secara lengkap. Tidak hanya koleksi bersejarah, museum benteng vredeburg ini juga menyediakan aplikasi permainan yang dapat dimainkan melalui layar besar yang telah disediakan. Permainan disini merupakan permainan yang mengandung perjuangan, sehingga diharapkan timbulnya jiwa perjuangan bagi pengunjung museum.
            Tidak hanya museum, benteng vredeburg ini menyediakan fasilitas lain seperti perpustakaan, dan sebagainya. Di halaman museum, terdapat taman-taman dan wahana permainan anak yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi atau istirahat pwngunjung yang lelah. Ketika berada di museum ini, penulis merasa nyaman dan bebas untuk menentukan tema, meskipun tema sudah jelas tentang sejarah dan perjuangan. Koleksi dari diorama dan replika yang disediakannya pun mengandung arti yang sangat mendalam, mulai dari sejarah perjuangan, peristiwa-peristiwa dan hal lainnya yang pastinya akan menambah pengetahuan dan meningkatkan jiwa nasionalisme pengunjung.
Terdapat peraturan khusus yang diberikan oleh museum, yakni tidak bolehnya memegang koleksi khususnya patung demi menjaga kebersihan dan keawetan koleksi.


Gambar 4. Contoh koleksi yang dimiliki Museum Benteng Vredeburg
Sumber: Dwi Fuji Lestari

Sama seperti halnya museum negeri sonobudoyo, museum ini juga dapat dijadikan sebagai tempat yang wajib dikunjungi. Ditambah mengenai issue bahwa museum ini merupakan museum terlengkap kedua setelah Museum Nasional Republik Indonesia.
Penulis akan menjadikan museum ini menjadi rekomendasi destinasi tempat wisata. Sehingga jika penulis berkesempatan untuk bermain ke Yogya lagi, maka penulis akan memasukkan museum ini ke daftar tempat yang akan dikunjungi. Tidak hanya untuk penulis sendiri, namun penulis akan mengajak semua rekan penulis untuk menikmati museum ini.


Daftar Pustaka
(anonim). 2009. Museum benteng vredeburg. [online]. Tersedia di: http://bentengvredeburg.blogspot.co.id/
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 tentang Museum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar