Indonesia
merupakan negara yang kaya akan budaya. Banyaknya budaya tersebut merupakan
ciri khas dari Indonesia itu sendiri. Semakin banyaknya kekayaan yang dimiliki,
semakin membuat iri negara lain sampai mereka merasa ingin memiliki. Hal ini
menjadikan Indonesia perlu menjaga kekayaan tersebut engan cara
mengabadikaannya agar menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki kekayaan tersebut.
Atas dasar tersebut, kini di Indonesia banyak didirikan museum yang dijadikan
sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, salahsatunya adalah Museum.
Terdapat
beberapa macam museum sejarah, salah satunya adalah rumah bersejarah yang memiliki
nilai sejarah atau arsitektural tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang
dijadikan museum. Ketiga adalah museum terbuka atau disebut juga open air
museum. Di museum seperti ini, masyarakat yang ada di dalamnya berusaha untuk
membuat reka ulang kehidupan pada suatu kejadian sejarah dengan sebaik mungkin,
termasuk bangunan dan bahasanya.
Selain
mengunjungi Museum Negeri Sonobudoyo, penulis juga berkunjung ke Museum Benteng
Vredeburg. Museum
Benteng Vredeburg ini termasuk kedalam kategori jenis museum militer dan perang. Museum
jenis ini merupakan museum yang mengkhususkan diri terhadap sejarah militer.
Benda yang biasa dipamerkan pada museum ini contohnya adalah senjata, seragam
militer, dan bahkan kendaraan perang. Bangunan dari museum ini merupakan
bangunan benteng bekas pemerintahan Belanda yang digunakan untuk mengawasi
keraton Yogyakarta. Karena museum ini merupakan museum yang menggambarkan suatu
reka ulang kejadian sejarah, maka untuk konsep bangunannya tidak dirubah sama
sekali.
Benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh
Pemerintah Belanda ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta.
Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini
memiliki menara pengawas di ke-empat sudutnya dan kubu yang memungkinkan
pemerintahan Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan
melepaskan tembakan jika diperlukan.
Pada dasar meriam di kubu bagian selatan, Kraton
Yogyakarta dan beberapa bangunan bersejarah lainnya termasuk kepadatan
lalulintas di sekitarnya terlihat dengan jelas. Dibangun pada tahun 1765 oleh
Belanda, Museum dengan luas kurang lebih 2100 meter persegi ini mempunyai
beberapa koleksi antara lain:
·
Bangunan-bangunan
peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya.
·
Diorama-diorama
yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa
Orde Baru.
·
Koleksi
benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional
dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.
Museum yang berlokasi di Jl. Jenderal A. Yani
No. 6 Yogyakarta INDONESIA 55122 ini,
semula bernama "Benteng Rustenburg" yang mempunyai arti "Benteng
Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah
Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 - 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya
diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti “Benteng
Perdamaian”. Lokasinya yang strategis menjadikan museum ini
menjadi mudah untuk diakses.
Gambar 1. Pintu gerbang benteng
Secara
historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai
perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 - 1830 berfungsi sebagai benteng
pertahanan, pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan
Jepang, dan pada tahun 1945 - 1977 berfungsi sebagai markas militer RI. Setelah
tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui
Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan
pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980.
Pada
tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum
pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi
"Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng
Yogyakarta".
Bangunan
bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk
luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan
disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.
Tempatnya yang masih berada di sekitar keraton,
menjadikan museum ini sangat mudah untuk ditemukan. Parkirannya pun luas,
sehingga pengunjung dapat berkunjung menggunakan kendaraan dengan leluasa. Hal
yang menjadi ciri khas dari museum ini adalah bangunan benteng yang dulunya
menjadi tempat beristirahatnya pemerintahan Belanda. Meskipun bangunan museum
ini merupakan adaptasi dari bangunan
bekas tempat peristirahatan Belanda, namun tempat ini cocok dijadikan sebagai
museum. Selain itu, patung-patung yang terdapat di halaman luar juga sudah
menggambarkan isi dari museum benteng vredeburg ini.
Gambar 2. Patung Oerip Soemohardjo (diletakkan di
halaman museum)
Museum Benteng Vredeburg ini merupakan museum yang dibuka
secara umum, selain itu tidak ada pemeriksaan terhadap pengunjung, hal ini
menyebabkan mudahnya pencuri untuk masuk. Namun untuk pencurian sendiri museum
memasangkan alarm pada setiap koleksi. Pihak museum juga menggunakan lemari
kaca yang berkunci, sehingga tidak sembarang orang dapat membuka lemari
tersebut. Selain itu, museum ini juga memasangkan CCTV yang dapat memantau
gerak-gerik pengunjung yang mencurigakan. Sehingga hal ini dapat meminimalisir
tindak pencurian. Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya bencana, pihak
museum juga menyediakan Alat Pemadam Api Ringan(APAR), alarm kebakaran, pintu
darurat dan sebagainya.
Saat penulis mengunjungi museum ini, penulis
tidak mendapatkan sambutan yang secara resmi seperti di Museum Negeri
Sonobudoyo, namun senyuman yang diberikan oleh para petugas museum, hal ini
sudah menjadi sambutan hangat bagi penulis. Selain itu, museum
ini sudah dapat dikategorikan sebagai museum yang ramah terhadap difabel,
mengingat museum ini sudah menyediakan fasilitas berupa kursi roda dan jalan
khusus bagi pengunjung yang berkebutuhan khusus.
Gambar 3. Miniatur
Museum Benteng Vredeburg
Museum ini terdiri atas 4 diorama
yang menceritakan tentang 7 peristiwa. Sayangnya setiap bangunan diorama
terletak secara terpisah dan berjarak sedikit jauh. Selain itu, terdapat label
yang kumplit dan uniknya museum ini menggunakan aplikasi QR code untuk membaca
isi informasi mengenai koleksi dalam label secara lengkap. Tidak hanya koleksi
bersejarah, museum benteng vredeburg ini juga menyediakan aplikasi permainan
yang dapat dimainkan melalui layar besar yang telah disediakan. Permainan
disini merupakan permainan yang mengandung perjuangan, sehingga diharapkan
timbulnya jiwa perjuangan bagi pengunjung museum.
Tidak hanya museum, benteng
vredeburg ini menyediakan fasilitas lain seperti perpustakaan, dan sebagainya. Di
halaman museum, terdapat taman-taman dan wahana permainan anak yang dapat
dijadikan sebagai tempat rekreasi atau istirahat pwngunjung yang lelah. Ketika
berada di museum ini, penulis merasa nyaman dan bebas untuk menentukan tema,
meskipun tema sudah jelas tentang sejarah dan perjuangan. Koleksi dari diorama
dan replika yang disediakannya pun mengandung arti yang sangat mendalam, mulai
dari sejarah perjuangan, peristiwa-peristiwa dan hal lainnya yang pastinya akan
menambah pengetahuan dan meningkatkan jiwa nasionalisme pengunjung.
Terdapat
peraturan khusus yang diberikan oleh museum, yakni tidak bolehnya memegang
koleksi khususnya patung demi menjaga kebersihan dan keawetan koleksi.
Gambar 4. Contoh koleksi
yang dimiliki Museum Benteng Vredeburg
Sama seperti halnya museum negeri sonobudoyo, museum ini juga dapat dijadikan sebagai tempat yang wajib dikunjungi. Ditambah
mengenai issue bahwa museum ini merupakan museum terlengkap kedua setelah
Museum Nasional Republik Indonesia.
Penulis akan menjadikan museum ini menjadi rekomendasi destinasi
tempat wisata. Sehingga jika penulis berkesempatan untuk bermain ke Yogya lagi,
maka penulis akan memasukkan museum ini ke daftar tempat yang akan dikunjungi.
Tidak hanya untuk penulis sendiri, namun penulis akan mengajak semua rekan
penulis untuk menikmati museum ini.
Daftar Pustaka
(anonim). 2009. Museum benteng vredeburg. [online].
Tersedia di: http://bentengvredeburg.blogspot.co.id/
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 tentang Museum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar